Senin, November 22, 2010

50 itu AIB

Merasa yakin bisa menyelesaikan kuis (read= ulangan) matematika dasar yang pertama, dengan gigih satu persatu soal terselesaikan dengan baik dan lancar. Sungguh itu bisa disebut suatu anugrah yang luar biasa buat gue. Terang saja semalaman suntuk gue belajar ngos-ngosan dan menghabiskan energi yang luar biasa sampe gue terpaksa nguras otak gue L. Tepatnya hari selasa dan sayangnya gue kurang kreatif nulis tanggal di kertas ulangan, jadi mohon maklum gue ga bisa ngasih tau tepat pada tanggal berapa kuis itu terjadi, dan gue harep lu engga kecewa.

Seminggu kemudian bertemu lagi dengan hari selasa, tapi sayang belum ada tanda-tanda kertas ulangan dibagikan hingga minggu ke dua dan ketiga, dikarnakan ibu dosen lupa bawa tumpukan lembar kertas ulangan kami. Sampai akhirnya “ Ibu akan membagikan hasil kuis kalian, walaupun ibu merasa kecewa karna masih ada yang mendapatkan nilai yang kurang baik”. Itu yang dikatakan ibu dosen matdas (matematika dasar), Ellysa namanya. Dosen mungil yang selalu berpakaian sederhana dan dianugrahi wajah yang manis, tentunya pembawaannya yang sederhana membuat kami menyukai beliau. Baik hati, murah senyum itu lah dia J.

Rusuh beberapa saat di dalam ruangan kelas “Horee… asikkk.. haduuhh….” Itulah kira-kira beberapa ekspresi yang bisa gue tangkep dari suasana kelas waktu itu. Tidakkah kalian merasa penasaran dengan ekpresi yang gue tampilin waktu itu? Simple, ga neko-neko dan maaf gue harus bilang kalo ekspresi gue ga seheboh teman-teman tercinta. Tapi… masa iya dalam sekejap gue jantungan?? Bukan, bukan penyakit jantung yang gue maksud disini, melainkan detak jantung gue notasinya beda, lebih kenceng dan kerasa banget tanpa harus gue sentuh urat nadi ini. Mungkin bagi sebagian mahasiswa udah ga sabar meluk tuh lembar kuis yang isinya angka-angka yang bikin otak lu melayang, secara gitu dengan mudah mereka merangkai angka dengan begitu yakin seyakin yakinnya dan tanpa ada yang harus diragukan. Mungkin juga ada yang berharap biarkan lembaran itu hangus terbakar atau langsung dibuang saja ketempat peristirahatan terakhir, tidak lain adalah tong sampah! Mengapa demikian?? Tidak bukan itu akibat jawaban kuis mereka adalah hasil dari kerja keras ngeluarin keringet, karna ga bisa ngerjain tuh soal-soal yang sebenernya cuma 5 butir. Tapi itu sanggup dan bahkan sangat sanggup membuat mereka banjir keringat saking pemborosan energy otak.

Balik lagi sama gue, dengan jumlah keyakinan fivety fivety, gue Cuma bisa ngetok-ngetok pinsil yang gue pegang ke atas meja. Itu tanda-tanda bencana nervous melanda. Bergantian bu Ellysa memangil nama teman-teman hingga akhirnya “Nela Mulsifa”.. gue, nama gue disebut, itu tandanya tubuh ini harus segera enyah dari kursi, dan secepatnya ngambil tuh lembar soal kematian. Dengan cepat gue ambil, dan sekarang udah ada digenggaman tangan. Tinggal gue intip dan jelas gue bakal tau angka keberuntungan apa yang bakal bertengger di halaman depan kertas file putih ini. Tapi sebentar.. Lu pasti masih inget kan sama penyakit yang gue derita, dan sampai saat ini gue masih berusaha buat ngilangin penyakit itu. Masih inget kan?.. itu loh penyakit... (…??..) hufttt L penyakit “idiot”. Yaaa itu…!!!

Akhhh… hasilnya memang seperti dugaan kalian,sudah dipastikan angka itu mungkin terdiri dari kata DO RE MI. kejadian yang mustahil sepertinya gue dapet nilai SERATUS L. Dan harapan gue satu-satunya tinggal mu’jizat, hanya mu’jizat!! Tapi mana ada jaman sekarang mu’jizat??harapan lu terlalu tinggi Nela..

Payah payah payah.. dengan bolpoint berwarna merah, terlukis indah angka keberuntungan itu, dan jrrreeenggg….. LIMA PULUH!!!!! Cuma 50 hasil yang gue dapet dari bahan racikan begadang, kotretan, pinsil, air putih dan beberapa soundtrack music yang mendampingi gue malam itu, malam dimana gue pelan-pelan ngasah nih otak dengan cukup serius..!!! Cuma 50 yang menurut gue angka AIB yang wajibnya engga ada dalam jajaran isi KAMUS sejarah luntang lantung dalam perjalanan menempuh pendidikan di negeri orang. Tapi Tuhan..what happened dengan semua kerja keras yang aku tumpahkan malam itu?? BerHAK kah aku marah? Tapi marah pada siapa? Aku payah, aku masih idiot, aku belum berhasil, aku GAGAL!! Help me please God L..

“Thomas Alpha Edison pernah mengalami kegagalan sebanyak 9999 kali”. Terngiang dalam benak mengapa aku harus putus asa? Baru sekali bukan, walaupun mungkin ini bisa terjadi lagi, baru dua kali bukan? Lihatlah…pandanglah… berkacalah pada dia, yang pernah mengalami kegagalan 9999 kali. Belum ada apa-apanya dengan kegagalan yang kamu terima. Itu hanya sebagian kecil dari kegagalan-kegagalan yang kamu alami, entah di depan mungkin akan lebih banyak lagi ancaman kegagalan yang bisa kamu alami dan mungkin lagi bisa lebih parah rasa sakitnya. Teruslah berjuang, karena kemenangan adalah sikap yang tidak pernah merengek!!teruslah berusaha berusaha dan berusaha, hingga sesuatu yang kamu inginkan bukan hanya sekedar menjadi mimpi belaka, melainkan menjadi kenyataan J.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © Nela Mulsifa | Design by Anders Noren

Up ↑